...

DENGAN SASTRA AKU ADA, PELAJAR PANCA BUDI EKSPRESIKAN PUISI

Masih banyak disebagian kalangan masyarakat yang belum memahami bahwa sastra itu sangat berharga dalam membentuk karakter manusia untuk memiliki kepekaan terhadap kehidupan ini. Dengan bersastra seseorang akan mampu memahami bahasa penderitaan atau kegembiraan orang lain. Juga dengan bersastra akan menuntun manusia menjadi manusia yang berempati, santun dan  menuju ke sikap akhlakul karimah.

            Salah satu tokoh sastra kawakan Indonesia, Taufik Ismail, pernah mengemukakan bahwa dunia pendidikan di Indonesia kurang mengedepankan muatan sastra dalam materi pelajaran yang diberikan. Ironis sekali, hal ini dibuktikan dengan maraknya perilaku kekerasan di kalangan generasi muda seperti halnya tawuran dan adu gladiator.

Hal senada juga terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bahasa kekerasan seakan begitu dikedepankan bila telah bersinggungan dengan sebuah problema. Di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini  budaya kekerasan seringkali terlihat. Hanya karena suatu kesalahan kecil saja orang mudah meledak. Jelas terlihat ada kekosongan di sumber halus perasaan kita.

Melihat realitas tersebut, seorang guru bidang studi Bahasa Indonesia, M. Raudah Jambak, S.Pd., mencoba mengembalikan kembali kepekaan bersastra pada jiwa-jiwa muda di lingkungan sekolah Perguruan Panca Budi. Mengalir apa adanya, ia mencoba mengasah kemampuan bersastra para siswa melalui ekspresi puisi.

Para siswa yang tergabung dalam Eskul Puisi dan Drama mengekspresikan jiwa mereka melalui ungkapan puisi dihadapan masyarakat, di kantin, di taman, di koridor sekolah di pinggir jalan. Mereka berharap orang-orang yang melihat mereka dapat terinspirasi  untuk sekedar menyapa apa itu puisi dan jika berlanjut apa itu sastra.

Lalu setujukah kalian bila bersastra itu dapat menghaluskan budi dan nurani kita? Seperti yang dijelaskan oleh M. Raudah Jambak,”Jelas, berpuisi dapat memperhalus jiwa, menumbuhkan empati dan kepedulian pada denyut semesta sehingga dapat mengikis bahkan menghapus sikap keras di hati kita, berpuisilah maka aku ada”.

Apa yang dilakukan oleh para pelajar Perguruan Panca Budi dengan tekun dan hikmat dalam berpuisi adalah seruan inspirasi agar kita kembali menjadi masyarakat yang santun dan berbelas asih serta mengedepankan kasih sayang. Untuk itu mari berpuisi dan mari bersastra.

 

(Ahmad Parmonangan)

26-10-2017

Join us

Ayo bergabung bersama kami bersama kita pasti bisa Membangun Bangsa.